Home

Minggu, 13 Maret 2016

Posted by ARDY PRASETIYO | File under :
        
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN UMKM DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Usaha Mikro , Kecil dan Menengah ( UMKM ) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berdirisendiri dan berskala kecil serta di kelola oleh kelompok masyarakat menengah atau keluarga . UMKM sendiri sangat mempengaruhi perekonomian nasional , karena dapat menyerap jumplah pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi dan memberikan kontribusi tinggi terhadap produk Domestik Bruto .Dengan kata lain , UMKM dapat di sebut juga sebagai tulang punggung dan penggerak perekonomian negara . Namun dalam proses pengembanganya itu sendiri UMKM mengalami beberapa kendala salah satunya masalah pendanaan yang terbatas .
Pada tahun mendatang , Indonesia  akan menghadapi Asean Ecconomic Community (AEC) , dimana persaingan pasar akan semakin meningkat tinggi bagi pelaku UMKM . Jika pelaku UMKM tidak mampu melakukan inovasi untuk mengembangkan usaha mereka , maka bisa jadi pelaku UMKM yang terancam tidak bisa melanjutkan usahanya . Untuk pendanaan itu sendiri maka membutuhkan dana yang tidak sedikit . Pada umunya sebagian besar UMKM lhanya menggunakan dana (modal) pribadi mereka dalam menjalankan usahanya , dan tidak ada pemisahan antara uang pribadi dengan uang perusahaan . Padahal , untuk mengembangkan sebuah usaha menjadi lebih baik dibutuhkan dana yang cukup besar dan pemisahan atara uang pribadi dengan dana perusahaan . Tidak hanya modal pribadi saja yang di butuhkan tetapi juga dana yang berasal dari pihak ketiga seperti BANK , KUR (Kredit Usaha Rakyat) namun kenyataanya banyak UMKM yang masih menggunakan dana pribadi untuk menjalankan usahanya meskipun pemerintah sudah banyak membuat program dalam bidang permodalan . Alasan UMKM tidak menggunakan dana atau modal dari pemberi kredit yaitu skala usaha dan lama usaha yang baru merintis sekitar (1-3tahun) . Alasan lainya karena rumitnya persyaratan diberikan oleh pihak pemberi kredit karena syaratnya yaitu pelaporan keuangan UMKM yang mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sesungguhnya . Akan tetapi banyak UMKM yang belum sadar pentingnya penyusunan keuangan atau tidak menyusun laporan keuangan dalam usahanya . Penyebabnya UMKM terlalu fokus pada proses produksi dan operasionalnya sehingga tidak memperhatikan pencatatan atau pembukuan ( Putra dan Kurniawati , 2012 )
Agar dapat mengakses bank dengan mudah , maka UMKM harus membuat laporan keuangan . Akan tetapi , keadaan di lapangan menunjukan sebagian besar pelaku UMKM tidak membuat pelaporan keuangan . Di Indonesia sendiri telah di tetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi , meskipun peraturan pencatatan akuntansi telah jelas adanya , namun pada kenyataan masih banyak UMKM yang tidak membuat pembukuan akuntansi sesuai standar . Untuk mengatasi masalah tersebut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tahun 2009 telah membuat Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, yang disebut Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) . Akan tetapi SAK ETAP tidak begitu saja dapat diterima oleh UMKM . Masih banyak pelaku UMKMyang belum menerapkan pembukuan sesuai standar .
1.2  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan maka rumusan masalahnya adalah :

1.      Apakah pengaruh pemberian informasi dan sosialisasi terhadap pemahaman UMKM dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasar SAK ETAP ?
2.      Apakah pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap Pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasar SAK ETAP ?
3.      Apakah pengaruh Jenjang Pendidikan terhadap Pemahaman UMKM dalam menyusun Laporan keuangan berdasar SAK ETAP
4.      Apakah pengaruh Lamanya Usaha terhadap Pemahaman UMKM dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasar SAK ETAP ?
5.      Apakah pengaruh Ukuran Usaha terhadap pemahaman UMKM dalam Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP ?

1.3  TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang saya buat adalah :
1.      Mengetahui pengaruh pemberian informasi dan sosialisasi terhadap pemahaman penyusunan Laporan Keuangan berdasar SAK ETAP .
2.      Mengetahui pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap penyusunan Laporan Keuangan berdasar SAK ETAP.
3.      Mengetahui pengaruh Jenjang Pendidikan terhadap penyusunan Laporan keuangan berdasar SAK ETAP .
4.      Mengetahui apakah faktor Lamanya Usaha mempengaruhi penyusunan sebuah laporan keuangan berdasar SAK ETAP .
5.      Mengetahui apakah faktor Ukuran Usaha mempengaruhi dalam sebuah penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP .

1.4  MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang di harapkan dari penelitian yang saya lakukan ini antara lain :

1.      Bagi pemerintah sendiri agar menjadi bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan UMKM di sekitar kota Jepara  untuk lebih  mengoptimalkan kualitas kinerja dan mengoptimalkan pembuatan pelaporan keuangan  berdasar SAK ETAP .
2.      Bagi pelaku UMKM ,  sebagai acuan agar lebih teliti dan bijak dalam pembuatan laporan keuangan dan sebagai cara pengamnilan keputusan yang tepat bagi usaha yang sedang di jalankan .
3.      Bagi peneliti ,diharap penelitian ini bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penelitian yang sejenis .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian UMKM
Usaha Mikro , Kecil Menengah ( UMKM ) adalah sebuah entitas yang berskala kecil dan dikelola oleh Masyarakat menengah atau bisnis yang di jalankan oleh keluarga sendiri . Usaha yang bukan anak perusahaan atau sebuah cabang perusahaan .

2.1.2 Pengertian Pembuatan Pelaporan Keuangan
Membuat sebuah Laporan Keuangan yang berisikan tentang seputar keuangan dalam sebuah usaha /organisasi dalam bentuk kertas atau data . Laporan keuangan di buat agar perusahaan bisa mengetahui untung dan rugi dalam usaha yang di jalankan saat ini . Menurut ( Soemarsono ) adalah sebuah laporan yang di buat untuk para pembuat keputusan , terutama adalah pihak di luar organisasi atau perusahaan yang isinya posisi keuangan dari hasil usaha ataupun perusahaan .


2.1.3 Pengertian SAK ETAP
Ikatan akuntansi Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) . SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk menyusun laporan keuangan yang  di mulai pada atau setelah 1 januari 2011 . Di dalam hal SAK ETAP memberikan banyak sekali kemudahan untuk perusahaan di bandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks . Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK ETAP yang sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 bab .

Sesuai dengan ruang lingkup (SAK ETAP) maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik . Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan pelaporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal . contoh pengguna eksternalnya adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha , kreditur , dan lembaga pemeringkat kredit .

2.1.4 Pengertian informasi dan Sosialisasi
Pengertian Informasi dan sosialisasi adalah pemberian sebuah informasi akuntansi pada perusahaan kecil agar lebih menyadari betapa pentingnya sebuah laporan keuangan bagi kelangsungan usaha karena syarat untuk meminjam modal (KUR) sebuahUMKM harus memiliki laporan keuangan .

Dengan akuntansi yang memadai maka pengusaha UMKM dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit , seperti pembuatan pelaporan Keuangan (Warsono , 2009 ) Namun pelaksanaan pembukuan tersebut merupakan hal yang cukup sangat sulit bagi UMKM karena keterbatasan pengetahuan Akuntansi , Rumitnya proses Akuntansi , dan Anggapan bahwa pelaporan keuangan bukanlah hal yang penting bagu UMKM itu sendiri .

2.1.5 Pengertian Latar Belakang Pendidikan dan Jenjang Pendidikan
Latar belakang pendidikan dan Jenjang Pendidikan Terakhir diartikan sebagai proses pembelajaran yang dilalui/diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal . Pendidikan formal adalah pendidikan yang di peroleh di bangku sekolah maupun jenjang pendidikan terakhir “Universitas” . Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan lewat kursus-kursus maupun pelatihan yang di selenggarakan pihak swasta maupun dari pemerintah untuk meningkatkan mutu masayarakat sekitar .

2.1.6 Pengertian Kinerja Usaha
Kinerja Usaha sendiri bisa di artikan sebagai hasil dari sebuah pekerjaan itu sendiri atau sebuah prestasi kerja . Kinerja merupakan hal yang sangat penting yang harus di capai oleh setiap perusahaan , karena kinerja keuangan yang sangat optimal merupakan tujuan sebuah perusahaan .

2.1.7 Pengertian Ukuran Usaha
Pengertian UkuranUsaha adalah menggambarkan besar kecilnya sebuah perusahaan yang di tunjukan oleh total aktiva , jumplah penjualan , rata rata total penjualan dan rata-rata total aktiva . Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan ( sujianto , 2001 )

Menurut ( Riyanto , 1995 ) suatu perusahaan yang besar sahamnya tersebar luas , setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan atau tergesernya pengendalian dari pihak yang domain terhadap perusahaan bersangkutan dan Sebaliknya , perusahaan yang masih kecil , dimana sahamnya tersebar pula di lingkungan yang kecil .


2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Prolog
Nama Peneliti
Hasil Yang Diperoleh
1
Tuti , Dwijayanti ( 2014 )
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tidak semua variable independen berpengaruh signifikan terhadap pemahaman UMKM dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP .
2
 Sudiantoro , Siregar  ( 2012)
Responden UMKM dalam penelitian ini memiliki presepsi bahwa pembukuan dan pelaporan keuangan merupakan hal yang penting . Faktor ukuran usahanya  berpengaruh positif terhadap presepsi tersebut  . Lama usaha berdiri justru berpengaruh negatif terhadap presepsi , berbeda dengan dugaan awal .
3
Susanto , Yuliani
Berdasarkan hasiln analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa responden UMKM dalam penelitian ini memiliki persepsi bahwa pembukuan dan pelaporan keuangan merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan usahanya .

2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.3.1 Pemberian Informasi Dan Sosialisasi
Menurut ( Rudiantoro dan Siregar , 2011 ) Peningkatan pemahaman UMKM dapat dilakukan dengan pemberian infromasi dan sosialisasi tentang SAK ETAP . dimana cara pemberian informasi dan sosialisasi merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan pemahaman UMKM .
H1 : Pemberian Informasi dan sosialisasi berpengaruh positif terhadap Pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP
2.3.2 Latar Belakang Pendidikan
Menurut ( Rudiantoro dan Siregar , 2011 ) Latar belakang pendidikan adalah  yang membedakan tingkat rendahnya tingkat pemahaman yang dimiliki oleh pengusaha UMKM. Pasalnya pengusaha UMKM dengan latar belakang pendidikan selain ekonomi atau akuntansi cenderung lebih lama dalam memahami proses
H2 : Latar Belakang Pendidikan berpengaruh positif terhadap Pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP
2.3.3 Jenjang Pendidikan
( Gray 2006; Van Hermert et al. 2011) Mengemukakan jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan menyerap ( termasuk kemampuan akusisi , asimilasi , transformasi , dan eksploitasi) dari pengetahuan baru . ( Muniarti , 2002 ) Menemukan bahwa pengusaha dengan jenjang pendidikan formal yang rendah cendenrung tidak memiliki persiapan
H3 : Jenjang Pendidikan berpengaruh positif terhadap pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP
2.3.4 Lama Usaha
( Das dan Dey , 2005 ) Menemukan adanya hubungan positif antara umur usaha UMKM dengan frekuensi melakukan pembukuan secara teratur  . UMKM dengan umur yang lebih panjang yang melakukan pembukuan dengan lebih teratur , di duga akan mempunyai presepsi yang lebih baik mengenai SAK ETAP .
H4 : Lama Usaha berpengaruh positif terhadap pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP
2.3.5 Ukuran Usaha
( Pinasti , 2011) menemukan bahwa ukuran usaha merupakan faktor yang sulit dipisahkan dengan lingkungan usaha UMKM . Ukuran usaha dapat mempengaruhi pemikiran pengusaha terkait dengan kompleksitas dan semakin tingginya tingkat transaksi perusahaan sehingga di harap dengan makin besarnya ukuran usaha dapat mendorong seorang untuk berpikir dan belajar  terkait solusi untuk menghadapinya .
H5 : Ukuran sebuah usaha berpengaruh positif terhadap pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP

2.4 KERANGKA PEMIKIRAN


PEMBERIAN INFORMASI DAN SOSIALISASI

JENJANG PENDIDIKAN

UKURAN USAHA




PRMAHAMAN UMKM TERHADAP SAK ETAP

LAMA USAHA

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
 











BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah Independen , Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhiatau menjadi sebab timbulnya variabel lain ( Variabel Dependen )
a.       Pemberian Informasi dan sosialisasi ( X1 )
Adapun indikator yang mempengaruhi informasi dan sosialisasi
-          UMKM yang belum pernah mengikuti sosialisasi dan pelatihan kusus
-          Kemauan UMKM itu sendiri dalam membuat laporan keuangan
-          Kurangnya informasi tentang apa SAK ETAP itu sendiri
b.      Latar Belakang Pendidikan ( X2 )
Adapun Indikator latar belakang pendidikan
-          Latar Belakang Pendidikan berasal dari mana dia sekolah
-          Misalkan / contoh: dari Sekolah Mengah Keatas /  Sekolah Menengah Kejuruan dan dari jurusan apa yang terakhir kali diambil .
c.       Jenjang Pendidikan ( X3 )
Adapun Indikator dari Jenjang Pendidikan
-          Jenjang Pendidikan yang semakin tinggi membuat individu itu sendiri akan lebih  mampu untuk menerima menerima hal baru
d.      Lama Usaha ( X4 )
Adapun Indicar dari Lama Usaha
-          Lamanya sebuah usaha itu sendiri membepngaruhi kesadaran pelaku UMKM untuk melakukan Pembuatan pelaporan keuangan
-          Lamanya sebuah usaha juga menunjukan lamanya sebuah usaha itu sendiri
e.       Ukuran Usaha ( X5)
-          Menunjukan sebuah besar kecilnya sebuah usaha / perusahaan yang di tunjukan melalui total aktiva dari usaha itu sendiri .
f.       Pemahaman UMKM terhadap SAK ETAP ( Y)


3.2  POPULASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL
Seluruh UMKM dan Home Industri terutama berada di sekitar kota Jepara yang bergerak di bidang/industri , baik perusahaan jasa , perdagangan , maupun furniture. Dengan jumplah pengambilan sampel sebanyak 25 perusahaan UMKM yang selama ini sudah melakukan pencatatan Pelaporan Keuangan sesuai SAK ETAP untuk mengetahui Faktor-Faktor apa sajakah yang menyebabkan sebuah UMKM melakukan Pelaporan keuangan berdasarkan SAK ETAP , dan apa sajakah kendala faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan pelaporan keuangan berdasar SAK ETAP . Sedangkan teknik yang pengambilan sempel yang di gunakan adalah metode convinience sampling.

3.3. JENIS DATA SUMBER DATA DAN WUJUD DATA
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis data nominal sedangkan sumber data yang di gunakan data primer , wujud data dalam penelitian ini adalah di peroleh secara langsung melalui observasi lapangan menyebarkan kuesioner ( Angket ) pada UMKM di Kota Jepara . Metode Pengumpulan datanya itu sendiri menggunakan metode Dokumentasi .

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (Angket ) yang disebarkan kepada responden dengan cara studi lapangan kemudian di dokumentasi .

a.       Observasi Lapangan Langsung
Dengan menggunakan metode observasi lapangan langsung maka penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap UMKM di sekitar Jepara apa pelaku UMKM selama mendirikan usahanya selama ini sudah membuat pelaporan keuangan sesuai SAK ETAP .

b.      Kuesioner ( Angket )
Dengan menggunakan metode Angket atau Kuesioner itu sendiri merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung ( peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden ) peneliti biasanya memberikan sebuah pertanyaan kepada responden melalui pertanyaan yang sudah di rangkum di dalam sebuah kertas , dan kemudian responden akan menjawab pertanyaan itu melalui sudut pandang responden itu sendiri ,dan  kemudian dari lembar jawaban itu akan mendapatkan kesimpulan hasil dari seluruh responden yang menjawab kuesioner .

c.       Dokumentasi
Dokumentasi sendiri yaitu hasil dari rekapitulasi atau bukti bukti data tertulis berupa data dalam bentuk nyata yang di peroleh dari kegiatan observasi dan Kuesioner yang telah di dokumentasikan . tanpa adanya sebuah dokumentasi , data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real.

3.5 METODE ANALISIS

3.5.1 TEKNIS ANALISIS DATA

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistic ganda (biner logistic regression) . Variabel binner adalah data jenis nominal dengan dua criteria saja , misalnya 1 untuk jawaban YA dari responden dan 0 untuk jawaban Tidak dari Responden . Regresi Logistik juga dapat digunakan untuk nominal kategori lebih dari dua , dengan cara melakukan dummy .



DAFTAR PUSTAKA

http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20ETAP&id=71
Rias Tuti, Tahun (2014) , Faktor Faktor yang mempengaruhi pemahaman UMKM dalam menyusun keuangan berdasarkan SAK ETAP . Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi
Rizki Rudiantoro , Tahun ( 2012 ) . Kualitas Laporan Keuangan UMKM serta prospek implementasi SAK ETAP . Jurnal Akuntansi Keuangan Indonesia VOLUME 9-NO1,JUNI 2012
Berkah Susanto , Tahun . Prospek Implementasi SAK ETAP berbasis kualitas laporan keuangan . Jurnal Akuntansi Ekonomi .





0 komentar:

Posting Komentar